Jumat, 22 Agustus 2008

Al Masthuriyah

Jumat, 16 Februari 2007
Pondok Pesantren Al-Masthuriyah
Berprestasi di Bidang Olar Raga

Al-Masthuriyah yang berlokasi Kampung Tipar, Cibolang Kaler, Kecamatan Cisaat, merupakan ponpes terbesar dan tertua yang ada di Kabupaten Sukabumi. Didirikan pada masa penjajahan Belanda tepatnya pada tanggal 1 Januari 1920 oleh KH Masthuro. Perkembangan selanjutnya, ponpes ini dipimpin oleh salah seorang putranya, KH Fachrudin Masthuro sejak tahun 1968.

Selain unggul dalam bidang keagamaan, pesantren ini juga menonjol di bidang olahraga. Ya, di pesantren ini, olahraga mendapat porsi lebih. Menurut Ketua Dewan Pengurus Ponpes Almasthuriyah, KH Abdul Azis Masthuro, olah raga awalnya merupakan kegiatan tambahan setelah belajar. ''Para santri selain dipacu aspek intelektual dan kepribadiannya juga memperhatikan aspek jasmaniah,'' katanya.

Namun, dalam perkembangannya aspek jasmaniah ini memberikan catatan tersendiri. Bila bicara tentang bola basket di Kabupaten Sukabumi, maka mau tak mau harus menyebut nama pesantren ini. ''Kami sekarang cukup berprestasi di bidang olahraga, terutama bola basket,'' ujar Azis.

Prestasi yang pernah diraih diantaranya juara pertama kejuaraan bola basket tingkat Provinsi Jawa Barat pada tahun 2000. Sehingga mewakili Jawa Barat dalam Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) antar ponpes nasional yang baru pertama kali dilakukan. Pada Porseni Ponpes Nasional kedua tahun 2004, meskipun tidak menjadi juara, para santri Ponpes Almasthuriyah dipanggil untuk membela tim Jawa Barat.

Keunggulan para santri dalam bermain bola basket, kata Azis dikarenakan adanya program latihan yang rutin dilakukan. ''Ada jadwal rutin untuk latihan di luar waktu belajar,'' ungkapnya. Ia menuturkan untuk bola basket didatangkan pelatih khusus untuk meningkatkan kemampuan para santri.

Para santri yang saat ini sebanyak 2.300 orang, kata Azis lebih menggemari olahraga bola basket dibandingkan dengan olahraga yang lain. Padahal untuk mendukung kondisi jasmaniah para santri selain tersedia dua lapangan bola basket terdapat juga dua lapangan voli, tenis meja dan bulutangkis.

Kemandirian ekonomi
Selain berprestasi di bidang jasmani, Ponpes Al-Masthuriyah mulai mengembangkan sektor ekonomi dengan membentuk koperasi pondok pesantren (Kopontren) tahun 2000 dan lembaga pengembangan ekonomi tahun 2005 lalu. ''Meskipun belum optimal, kedua lembaga tersebut kedepan akan memberikan dukungan yang utama bagi ponpes,'' ujar Azis. Bahkan, sambung Azis, Kopontren Al-Masthuriyah sudah mulai melakukan kegiatan di bidang agrobisnis. ''Ada bantuan dari menteri koperasi dan UKM untuk pengembangan agrobisnis,'' imbuhnya.

Sekretaris Perguruan Al-Masthuriyah, Dadih Addiyar mengatakan pola pembelajaran di ponpes masih menekankan pada kajian kitab-kitab kuning. Namun, semua santri juga mengikuti pendidikan formal yang berada di bawah perguruan Al-Masthuriyah. Pendidikan formal tersebut adalah Raudlatul Athfal (RA), Madrasah Diniyah (MD), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah Umum (MAU), SMU, SMK dan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI).

Menurut Dadih ponpes Al-Masthuriyah sudah menerapkan sistem komputerisasi dalam kegiatan belajar mengajar dan perpustakaan. Pada tahun 2006 Ponpes Al-Masthuriyah memiliki laboratorium komputer dengan kapasitas 120 unit komputer.

''Perpustakaan kami merupakan perpustakaan model dan dibiayai oleh Depag (Departemen Agama),'' ujar Dadih menjelaskan perpustakaan ponpes yang barus diresmikan pada pertengahan tahun 2006 oleh Menteri Agama, Maftuh Basyuni. Ditambahkan dia semua sumber buku terdapat di dalam komputer. Saat ini, sambung dia perpustakaan memiliki lebih dari 2.500 koleksi judul buku.

Dalam pembelajaran bahasa asing, Dadih menjelaskan ponpes Al-Masthuriyah mendatangkan guru bahasa Inggris dari Australia. ''Guru itu mengajar setiap dua minggu sekali,'' katanya. Ke depan, lanjut dia ponpes akan menerapkan penggunaan bahasa asing dalam kehidupan sehari-hari para santri.

Dadih menuturkan pola pendidikan di Ponpes Al-Masthuriyah di akui oleh Universitas AlAzhar, cairo, Mesir. ''Setiap tahunnya kami mengirimkan dua sampai tiga orang untuk belajar di Al Azhar dengan beasiswa penuh dari Al-Azhar,'' katanya. Disamping itu, lanjut dia ada beberapa alumni yang kuliah di Universitas AlAzhar dengan biaya sendiri.

Keberadaan alumni lanjut Dadih cukup kuat peran dan jaringannya baik di dalam negeri maupun luar negeri. Para alumni ponpes dan pendidikan formal Al-Masthuriyah tergabung dalam Keluarga Al-Masthuriyah (Kalam).

''Di Mesir, sekarang ini terdapat sekitar 20-30 alumni baik yang sudah menyelesaikan studinya maupun yang masih kuliah,'' kata Dadih. Selain itu, sambung dia di berbagai daerah banyak para alumni yang mendirikan lembaga pendidikan islam. Pasalnya, kata dia banyak para santri yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia yang setelah lulus kembali ke daerahnya.

Dikutip dari: http://202.155.15.208/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=282918&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=260

2 komentar:

Anonim mengatakan...

maju terus para santri di sana, baik secara spiritual maupun fisik melalui basket, dan salut telah menjadikan basket tidak hanya sekedar olahraga permainan tapi juga olahraga prestasi ;)

Anonim mengatakan...

hhmm al-mast tempoe dulu yang aku suka.. skarang sudah hilang pamornya. hanya menang dari gedung. tapi kwalitas santri dan pengajar sedikit menurun. jujur saya katakan ini, mudah mudahan dapat di baca oleh para santri, alumni, dewan guru (akang dan euceu) serta pimpinan Al-Masthuriyah.

Mana Gaung Al-Masthuriyah dengan Prestasi Akademik Olah Raga dan Seni...

Alumni dimana pun Anda. saya rasa sudah saatnya kita berkumpul, memikirkan Al-Masthuriyah, Mungkin sebagian dari Anda berfikir, "Apakah Al-Mast Memikirkan saya waktu saya tinggal disana?" Buang pikiran itu pak, bu, KK, om, Tante, Adek, ach kabeh lah ...!!

Terlepas Anda suka atau tidak dengan tulisan ini, Saya Emil Rachman Alumni MAK tahun 1998. tidak perlu apa yang Anda pikirkan dengan tulisan ini. tapi saya Perduli dengan Al-Masthuriyah.

Al-Masthuriyah. mudah mudahan akang dan euceu terus bersemangat .. jika ada kerikil kecil dalam keluarga Al-Masthuriyah saya rasa itu wajar. tinggal kita menyikapinya dengan bijaksana.

"Jangan terlalu terlena dengan apa yang sudah kita dapat, jangan kita menjadi katak dalam tempurung, Lihat pondok lain..!"

Afwan jika ada yang salah dalam tulisan ini.

Syukron.